Русские видео

Сейчас в тренде

Иностранные видео


Скачать с ютуб EPISODE 9: AIB SKLERODERMA MEMBUAT SAYA BISA BERBAGI CERITA - в хорошем качестве

EPISODE 9: AIB SKLERODERMA MEMBUAT SAYA BISA BERBAGI CERITA - 2 недели назад


Если кнопки скачивания не загрузились НАЖМИТЕ ЗДЕСЬ или обновите страницу
Если возникают проблемы со скачиванием, пожалуйста напишите в поддержку по адресу внизу страницы.
Спасибо за использование сервиса savevideohd.ru



EPISODE 9: AIB SKLERODERMA MEMBUAT SAYA BISA BERBAGI CERITA -

Dimulai dari tahun 2012. awal mula kak Chindy mulai merasakan nyeri dan menjadi pasien langganan rawat inap selama 2 tahun dan ketidakjelasan medis, lalu mulai menjalani skrining serta tatalaksana medis yang baik dan benar bersama dengan reumatolog dengan diagnosisi yang definitif: skleroderma. Kondisinya berangsur membaik. Namun seperti halnya penyintas lainnya: kak Chindy juga pernah mengalami dinamika negatif seperti denial menghindari cermin karena perubahan fisik yang drastis, hingga rasa bosan dan putus obat (yang berujung dengan flare up). Dari pengalamannya tersebut, mulailah teh Chindy mulai mencoba untuk menerima kondisinya yang baru sebagai Orang dengan Skleroderma. Hingga pada akhirnya teh Chindy memulai pekerjaan baru bersama production house film, bahkan berbagi kisahnya dalam film indie "Odamun". RELI dalam episode ini berusaha mengulik tentang cerita dibalik lahir kembalinya seorang teh Chindy yang baru -- yang sebelumnya adalah seorang model, SPG, dan caddy golf yang bertransformasi menjadi sosok yang lebih dewasa dengan penyakit kronisnya di Bandung, Jawa Barat. Dibalik seorang penyintas, selalu ada cerita inspiratif. #bincangbincangseruyuk Eps 9 sudah bisa ditonton sekarang juga ya. Always stay tuned di @relawanlupusindonesiareli YouTube channel! Follow me here : Twitter : www.twitter.com/ relawanlupus Instagram : www.instagram.com/relawanlupus.official Facebook: www.facebook.com/RELIRelawanLupusIndonesia Facebook Fanpage : www.fb.com/relawanlupusindonesia Youtube: @relawanlupusindonesiareli =================================== RELI's NOTES Sklerosis sistemik (SSc), sering dikenal sebagai skleroderma (walaupun keduanya berbeda) secara harafiah disebut sebagai penyakit pengerasan kulit. Secara definitif, sklerosis sistemik adalah penyakit autoimiun sistemik yang menyerang berbagai organ yang ditandai dengan disregulasi sistem imun, vaskulopati (permasalahan pembuluh darah), dan fibrosis jaringan pada berbagai organ. SSc memiliki manifestasi klinis, perjalanan penyakit, dan prognosis yang beragam sehingga diagnosis kerap terlambat ditegakkan. Sehingga menilik kasus teh Chindy: sangat wajar apabila perlu waktu panjang untuk mengerucutkan penegakan diagnosis. Terdapat dua bentuk fenotip utama pada SSc, yaitu SSc tipe difus dengan sklerosis kulit yang meluas ke arah proksimal tungkai, lengan dan/atau batang tubuh, dan SSc tipe terbatas di mana sklerosis kulit hanya mengenai lengan dan ekstremitas bagian bawah (di bagian bawah siku dan lutut). Terdapat kurang dari 10% kasus tanpa keterlibatan kulit yang disebut SSc sine scleroderma. Tatalaksana farmakologis dapat diberikan berupa DMARDs maupun tatalaksana simptomatik sesuai manifestasi klinis masing-masing penyintas secara individual. Namun perlu pula diperhatikan pendekatan non-farmakologis seperti edukasi pasien, menghindari paparan atau asap rokok, menjani pola hidup sehat dengan asupan gizi berimbang, olahraga, pendekatan rehabilitasi medik, dll. SSc juga membutuhkan pendekatan tatalaksana multidisiplin mengingat karakternya yang dapat menyerang berbagai organ. Diagnosis sedini mungkin sangat penting untuk mencegah penyintas datang ke reumatolog dengan prognosis buruk, sehingga perlu pemahaman terhadap gejala dan tanda, serta penapisan secara seksama. Untuk itu perlu kerjasama baik antara penyintas dan medis sejak dari fasilitas kesehatan tingkat pertama untuk penatalaksanaan SSc ini.

Comments