Скачать с ютуб SEJARAH PEMILU DAN DEMOKRASI INDONESIA - LUSTRUM The Series #1 в хорошем качестве

SEJARAH PEMILU DAN DEMOKRASI INDONESIA - LUSTRUM The Series #1

Sejak 1999, pemilu rutin digelar 5 tahun sekali. Begitu juga dengan era Orde Baru, yang juga rutin digelar sejak tahun 1977 hingga 1997. Akan tetapi cerita pemilu bukan hanya tentang rentang tahun semata. Kegagalan rencana pemilu pada 1946 dan 1964, patut dicari benang merahnya untuk hari ini. Sebab, peristiwa sejarah, ragam ideologi politik, propaganda dan genosida, adalah akar perubahan tatanan pemerintahan. Hari ini, situasi pemerintahan dinilai mengebiri nilai-nilai demokrasi. Hal itu telah dibuktikan oleh Partai Buruh dengan gugatan ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold. Tak hanya Partai Buruh, sebelumnya ada Partai Ummat, PKS, Gatot Nurmantyo, Jaya Suprana, Rizal Ramli, hingga pimpinan DPR RI, yang menggugat aturan ini. Totalnya lebih dari 30, dan tak ada satu pun yang diterima gugatannya oleh Mahkamah Konstitusi. Apakah jika gugatan ini berhasil maka Partai Buruh dan penggugat lainnya akan mendapat keuntungan? Untuk secara langsung, bisa dikatakan iya. Akan tetapi secara umum, perjuangan mereka bisa dikatakan mewakili perjuangan pada umumnya, sebab gugatan tersebut bukan untuk kepentingan salah satu kelompok/golongan maupun perseorangan. Oleh karena itu, Airlangga Julio (yang tergabung AMAR Law Firm & Public Interest Law Office, beserta kuasa hukum lain di dalamnya) bersedia menjadi kuasa hukum untuk Partai Buruh. Tak hanya mereka, ada juga Firma Themis Indonesia dan beberapa kuasa hukum lainnya dari Partai Buruh itu sendiri. Narasi lain tentang melemahnya nilai-nilai demokrasi yaitu mahalnya biaya membuat partai baru, hingga kebijakan yang dinilai menguntungkan sejumlah pihak, bukan menguntungkan kepentingan umum. Maka sangat penting melihat kesejarahan demokrasi kita dalam pemerintahan agar kalimat atau ucapan “atas kepentingan umum”, benar-benar dicanangkan, dilaksanakan, dan ditegakan setegak-tegaknya. Ralat: Menit 35:51 sampai 36:06 tertulis Dedi Wahyudi, yang benar adalah Denny Wahyudi Episode 2: MANTAN KORUPTOR DI PEMILU 2024 - LUSTRUM The Series #2    • MANTAN KORUPTOR DI PEMILU 2024 - LUST...   Episode 3: SUMBANGAN KAMPANYE DARI OLIGARKI - LUSTRUM The Series #3    • SUMBANGAN KAMPANYE DARI OLIGARKI - LU...   Episode 4: FENOMENA KONTRAK POLITIK - LUSTRUM The Series #4    • FENOMENA KONTRAK POLITIK - LUSTRUM Th...   Episode 5: MENGHITUNG VS MENDENGAR SUARA GENERASI MUDA - LUSTRUM The Series #5    • MENGHITUNG VS MENDENGAR SUARA GENERAS...